Dioda Semikonduktor
1. Teori Atom
Atom adalah partikel yang sangat kecil dan terdiri atas proton, elektron serta neutron. Tahun 1911, Rutherford melakukan percobaan dan menghasilkan bahwa sebagian besar massa atom dan semua muatan positif berkumpul pada inti atom (di tengah-tengah atom). Atom terdiri dari atas nukleus (proton dan neutron) dengan elektron-elektron yang bergerak di sekitar nukleus yang menyerupai sistem tata surya.
Dalam konvensi ditetapkan elektron bermuatan negatif, proton bermuatan positif dan neutron tidak bermuatan.Tahun 1913, Niels Bohr mengemukakan bahwa elektron-elektron dari suatu atom tersusun atas beberapa kulit atau orbit yang berada pada jarak yang berbeda dari inti atom seperti pada gambar :
Gambar 1. Orbit-orbit elektron. |
Masing-masing orbit mempunyai tingkat energi yang mana semakin tinggi orbit maka semakin tinggi
energinya. Model Bohr menyatakan orbit
atom dengan penamaan mulai huruf K sampai Q seperti gambar :
Gambar 2. Model Atom Bohr. |
2. Struktur Atom pada Bahan Semikonduktor
Bahan-bahan yang bervalensi 3 (trivalen) berfungsi membentuk bahan tipe P
(bahan yang kekurangan elektron). Sedangkan bahan-bahan yang bervalensi 5
(pentavalen) berfungsi membentuk bahan
tipe N (bahan yang kelebihan elektron).
Contoh :
Jika sebuah silikon didoping dengan fosfor atau arsenikum maka bahannya disebut bahan semikonduktor tipe N karena memiliki muatan listrik negatif. Sedangkan jika didoping dengan boron atau galium maka bahannya disebut bahan semikonduktor tipe P karena memiliki muatan listrik positif.
3. Struktur Atom pada Silikon dan Germanium
Silikon dan Germanium adalah bahan semikonduktor yang paling banyak digunakan dalam pembuatan komponen elektronika, karena sifatnya :
1. Lebih stabil pada suhu tinggi.
2. Silikon (0,6 V) lebih banyak digunakan dari pada germanium (0,3 V).
3. Jumlah elektron silikon adalah 14 seperti gambar 3 sedangkan germanium 32.
4. Memiliki elektron valensi yang sama, yaitu 4.
Angka +14 yang terletak pada inti atom silikon menyatakan jumlah muatan
positif proton yang berfungsi mengimbangi muatan negatif elektron-elektron sehingga atom dalam keadaan netral. Gambar 4 adalah struktur atom silikon dengan
empat elektro valensi dan +4 yang
artinya 4 muatan positif proton.
Kulit terluar dari suatu atom selalu berupaya mempunyai jumlah elektron
8. Setiap atom selalu berusaha memperoleh
konfigurasi atom-atom gas mulia seperti neon, krypton, dan sebagainya yang telah memiliki 8 elektron. Oleh karena itu, kumpulan atom silikon akan menarik empat elektron dari empat atom
tetangganya sehingga membentuk kristal seperti gambar 5. Kristal adalah susunan atom yang membentuk
suatu pola ikatan yang teratur (ikatan kovalen) dan membentuk diri menjadi benda padat.
Beberapa ikatan kovalen akan pecah karena pengaruh
panas. Semakin tinggi suhu mengenai ikatan kovalen maka semakin banyak ikatan kovalen yang pecah
sehingga menghasilkan elektron bebas. Energi yang dapat memecahkan ikatan kovalen sehingga
menghasilkan elektron bebas disebut energi gap (Eg). Adapun hubungan antara elektron dan kulit
orbit adalah seperti gambar :
Hukum dasar hubungan antara elektron dan kulit orbit:
Pada suhu 0 Kelvin, tidak ada elektron yang lepas atau berpindah dari bidang valensi ke bidang konduksi dan bila suhu
dinaikkan maka dengan EG yang cukup dapat membuat elektron berpindah
dari bidang valensi ke bidang konduksi seperti gambar :
Arah aliran elektron seperti pada gambar dibawah, maka kebalikannya akan membuat arah aliran hole :
4. Semikonduktor Jenis N
6. Rangkaian
Berikut ini adalah aplikasi penggunaan dioda semikonduktor :
1. Rangkaian Forward Bias
2. Rangkaian Reverse Bias
Berikut ini adalah video tutorial dari rangkaian Forward Bias dan Reverse Bias :
1. Rangkaian Forward Bias
2. Rangkaian Reverse Bias
8. Link Download
Link Download Rangkaian Forward Bias : DOWNLOAD
Link Download Rangkaian Reverse Bias : DOWNLOAD
Link Download Video Tutorial Rangkaian Forward Bias : DOWNLOAD
Link Download Video Tutorial Rangkaian Reverse Bias : DOWNLOAD
Link Download (Rangkaian + Video + HTML) : DOWNLOAD
Pada suhu nol mutlak atau -273 °C, bahan semikonduktor murni
benar-benar merupakan isolator karena semua elektron valensi terikat erat pada
tempatnya. Elektron valensi adalah elektron-elektron yang
terletak di kulit (orbit) terluar sebuah unsur. Atom boron mempunyai elektron valensi 3, silikon
memiliki elektron valensi 4, fosfor mempunyai elektron valensi 5, dan
seterusnya,
seperti tabel 1. Agar
konduktivitasnya baik, maka bahan semikonduktor dicampur dengan bahan lain (doping),
seperti boron, arsenikum, galium, fosfor, dan lain-lain.
Tabel 1. Susunan elektron pada beberapa atom. |
Contoh :
Jika sebuah silikon didoping dengan fosfor atau arsenikum maka bahannya disebut bahan semikonduktor tipe N karena memiliki muatan listrik negatif. Sedangkan jika didoping dengan boron atau galium maka bahannya disebut bahan semikonduktor tipe P karena memiliki muatan listrik positif.
3. Struktur Atom pada Silikon dan Germanium
Silikon dan Germanium adalah bahan semikonduktor yang paling banyak digunakan dalam pembuatan komponen elektronika, karena sifatnya :
1. Lebih stabil pada suhu tinggi.
2. Silikon (0,6 V) lebih banyak digunakan dari pada germanium (0,3 V).
3. Jumlah elektron silikon adalah 14 seperti gambar 3 sedangkan germanium 32.
4. Memiliki elektron valensi yang sama, yaitu 4.
Gambar 3. Struktur atom silikon. |
Gambar 4. Struktur atom Silikon dengan elektron valensinya. |
Gambar 5. Struktur irisan kristal silikon. |
Gambar 6. Hubungan antara elektron dan kulit orbit. |
1. Elektron tidak dapat berada
antara dua kulit orbit.
2. Elektron-elektron pada suatu
kulit orbit punya suatu rentang tenaga.
3. Elektron perlu cukup tenaga
untuk melompat ke kulit orbit yang lain.
Apabila ikatan kovelen pecah, maka akan mengakibatkan lepasnya elektron yang disebut elektron bebas. Elektron bebas ini meninggalkan tempatnya semula sehingga
ruang itu menjadi kosong yang disebut hole
atau lubang seperti gambar :
Gambar 7. Elektron lepas akibat pecahnya ikatan kovalen. |
Gambar 8. Bidang tenaga kristal pada suhu 0 Kelvin. |
Gambar 9. Bidang tenaga kristal pada suhu yang lebih tinggi. |
Arah aliran elektron seperti pada gambar dibawah, maka kebalikannya akan membuat arah aliran hole :
Gambar 10. Mekanisme konduksi hole. |
4. Semikonduktor Jenis N
Gambar dibawah menunjukkan bahan semikonduktor jenis n, dimana diperoleh dengan cara doping dengan atom asing bervalensi 5, seperti Fosfor :
Gambar 11. Terjadinya elektron bebas pada semikonduktor jenis n. |
Gambar 12. Arus tenaga elektron valensi pada atom donor. |
Pada
semikonduktor jenis n terbentuknya elektron disertai terbentuknya ion positif yang
tidak dapat bergerak seperti ditunjukkan gambar diatas.
Gambar dibawah menunjukkan bahan semikonduktor tipe p, dimana diperoleh dengan doping atom asing bervalensi 3, seperti Boron (B) atau Galium (Ga) :
Gambar 13. Terjadinya hole pada semikonduktor tipe p. |
Gambar 14. Arus tenaga elektron valensi pada atom akseptor. |
Pada
semikonduktor jenis p terbentuknya hole disertai terbentuknya ion negatif yang tidak
dapat bergerak seperti ditunjukkan gambar diatas.
Konduktivitas bahan semikonduktor terletak di antara konduktor (penghantar listrik) dan isolator (tidak menghantarkan listrik). Jika ada sejumlah besar elektron pada salah satu tempat pada suatu bahan,
sedang pada tempat lain hanya terdapat sedikit elektron, maka elektron-elektron
akan mengalir dari tempat yang padat ke tempat yang sedikit sampai tercapainya
suatu keseimbangan.
6. Rangkaian
Berikut ini adalah aplikasi penggunaan dioda semikonduktor :
1. Rangkaian Forward Bias
Gambar 15. Rangkaian Forward Bias |
Gambar 16. Rangkaian Reverse Bias |
Berikut ini adalah video tutorial dari rangkaian Forward Bias dan Reverse Bias :
1. Rangkaian Forward Bias
2. Rangkaian Reverse Bias
8. Link Download
Link Download Rangkaian Forward Bias : DOWNLOAD
Link Download Rangkaian Reverse Bias : DOWNLOAD
Link Download Video Tutorial Rangkaian Forward Bias : DOWNLOAD
Link Download Video Tutorial Rangkaian Reverse Bias : DOWNLOAD
Link Download (Rangkaian + Video + HTML) : DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment