UAS 2 Sensor

Aplikasi Kontrol Inkubator dengan Input Sensor Kelembaban, Sensor Suhu & Sensor Optocoupler dan Output Motor Fan DC & LED




1. Tujuan 

- Memahami prinsip kerja dari rangkaian sensor kelembaban, sensor suhu, dan sensor optocoupler.
- Membuat sebuah rangkaian sensor kelembaban, sensor suhu, dan sensor optocoupler.

2. Alat dan Bahan 

- Baterai DC 12 Volt;















- Sensor Kelembaban (DHT 11);















- Sensor Suhu (LM35);















- Sensor Optocoupler;


















- Potensiometer;





- Kapasitor;












- Dioda;
















- LED;















- Resistor;
















- Transistor;















- Motor Fan DC;















- Op-Amp;














- Relay.






3. Dasar Teori 

Apa itu Sensor Kelembaban (DHT 11) ?

Sensor DHT11 adalah sensor yang berfungsi untuk mendeteksi objek suhu dan kelembaban yang memiliki output tegangan analog dan dapat diolah lebih lanjut menggunakan mikrokontroler. Modul sensor ini tergolong kedalam elemen resistif seperti perangkat pengukur suhu seperti contohnya yaitu NTC. Kelebihan dari modul sensor ini dibanding modul sensor lainnya yaitu dari segi kualitas pembacaan data deteksi yang lebih responsif yang memliki kecepatan dalam hal deteksi objek suhu dan kelembaban, dan data yang terbaca tidak mudah terinterverensi.
Sensor DHT11 pada umumya memiliki fitur kalibrasi nilai pembacaan suhu dan kelembaban yang cukup akurat. Penyimpanan data kalibrasi tersebut terdapat pada memori program OTP yang disebut juga dengan nama koefisien kalibrasi. Sensor ini memiliki 4 kaki pin, dan terdapat juga sensor DHT11 dengan breakout PCB yang terdapat hanya memilik 3 kaki pin seperti gambar dibawah ini.


Spesifikasi sensor :

- Tegangan masukan : 5 Vdc
- Rentang temperatur :0-50 ° C kesalahan ± 2 ° C
- Kelembaban :20-90% RH ± 5% RH error

Grafik Output Sensor DHT 11


Apa itu Sensor Suhu LM35 ?



Sensor suhu IC LM 35 merupkan chip IC produksi National Semiconductor yang berfungsi untuk mengetahui temperatur suatu objek atau ruangan dalam bentuk besaran elektrik, atau dapat juga di definisikan sebagai komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah perubahan temperatur yang diterima dalam perubahan besaran elektrik. Sensor suhu IC LM35 dapat mengubah perubahan temperatur menjadi perubahan tegangan pada bagian outputnya. Sensor suhu IC LM35 membutuhkan sumber tegangan DC +5 volt dan konsumsi arus DC sebesar 60 µA dalam beroperasi. Bentuk fisik sensor suhu LM 35 merupakan chip IC dengan kemasan yang berfariasi, pada umumnya kemasan sensor suhu LM35 adalah kemasan TO-92  seperti terlihat pada gambar dibawah.






Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa sensor suhu IC LM35 pada dasarnya memiliki 3 pin yang berfungsi sebagai sumber tegangan DC +5 volt, sebagai pin output hasil penginderaan dalam bentuk perubahan tegangan DC pada Vout dan pin untuk Ground.

Karakteristik sensor LM35 :


- Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10 mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius. 
- Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC.
- Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC.
- Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.
- Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC pada udara diam.
- Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.
- Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.

Sensor suhu IC LM35 memiliki keakuratan tinggi dan mudah dalam perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, sensor suhu LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kontrol khusus serta tidak memerlukan seting tambahan karena output dari sensor suhu LM35 memiliki karakter yang linier dengan perubahan 10mV/°C. Sensor suhu LM35 memiliki jangkauan pengukuran -55ºC hingga +150ºC dengan akurasi ±0.5ºC.


Grafik Output Sensor LM35 




Apa itu Sensor Optocoupler ?

Sensor Optocoupler adalah suatu komponen yang terdiri dari 2 bagian yaitu transmitter dan receiver, yaitu antara bagian cahaya dengan bagian deteksi sumber cahaya terpisah. Biasanya Optocoupler digunakan sebagai saklar elektrik yang bekerja secara otomatis. 

Optocoupler merupakan komponen penghubung (coupling) yang bekerja dengan picu cahaya optik, Optocoupler terdiri dari dua bagian :
- Pada transmitter dibangun dari sebuah LED infra merah. Jika dibandingkan dengan menggunakan LED biasa. LED infra merah memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap sinyal cahaya tampak. Cahaya yang dipancarkan oleh LED infra merah tidak terlihat oleh mata.
- Pada bagian receiver dibangun dengan dasar komponen phototransistor. Phototransistor merupakan suatu transistor yang peka terhadap tenaga cahaya. Suatu sumber cahaya menghasilkan energi panas, begitu pula dengan spektrum infra merah. Karena spektrum infra merah mempunyai efek panas yang lebih besar dari cahaya tampak maka, phototransistor lebih peka untuk menangkap radiasi dari sinar infra merah.

Prinsip Kerja Sensor Optocoupler ?

Pada prinsipnya, Optocoupler dengan kombinasi LED-Phototransistor adalah Optocoupler yang terdiri dari sebuah komponen LED (Light Emitting Diode) yang memancarkan cahaya infra merah (IR LED) dan sebuah komponen semikonduktor yang peka terhadap cahaya (Phototransistor) sebagai bagian yang digunakan untuk mendeteksi cahaya infra merah yang dipancarkan oleh IR LED.

Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa arus listrik yang mengalir melalui IR LED akan menyebabkan IR LED memancarkan sinyal cahaya Infra merahnya. Intensitas Cahaya tergantung pada jumlah arus listrik yang mengalir pada IR LED tersebut. Kelebihan Cahaya Infra Merah adalah pada ketahanannya yang lebih baik jika dibandingkan dengan Cahaya yang tampak. Cahaya Infra Merah tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Cahaya Infra Merah yang dipancarkan tersebut akan dideteksi oleh Phototransistor dan menyebabkan terjadinya hubungan atau Switch ON pada Phototransistor. Prinsip kerja Phototransistor hampir sama dengan Transistor Bipolar biasa, yang membedakan adalah Terminal Basis (Base) Phototransistor merupakan penerima yang peka terhadap cahaya.
Grafik Output Sensor Optocoupler

4. Prinsip Kerja  

Berikut ini akan dijelaskan prinsip kerja dari rangkaian simulasi dibawah ini :

Ketika sensor kelembaban dan suhu diberikan masukan maka, sensor-sensor tersebut akan mengeluarkan tegangan keluaran. Tegangan keluaran tersebut akan menuju komparator untuk dibandingkan nilainya dengan tegangan referensi yang terdapat di komparator. Tegangan referensi diatur menggunakan potensiometer dan jika tegangan keluaran sensor lebih besar daripada tegangan referensi maka, tegangan keluaran akan menuju LED dan Optocoupler. Setelah Optocoupler menerima tegangan masukan maka Optocoupler akan mengeluarkan tegangan keluaran dan menuju basis transistor. Basis transistor yang menerima arus dari Optocoupler akan mengaktifkan transistor serta mengaktifkan relay yang berfungsi sebagai switching yang akan mengaktfikan LED dan Motor Fan DC. 

5. Rangkaian Simulasi 

Berikut ini adalah rangkaian simulasi dari pengaplikasian sensor DHT 11, sensor LM35, dan sensor Optocoupler :



6. Video Tutorial 

Berikut ini adalah video tutorial dari rangkaian simulasi dari pengaplikasian sensor Infrared dan Sensor PIR :


7. Link Download  


Berikut ini adalah link download untuk mengunduh berkas-berkas di dalam tugas ini :

Rangkaian Simulasi : DOWNLOAD

Video Tutorial : DOWNLOAD

Datasheet Sensor DHT 11 : DOWNLOAD

Datasheet Sensor LM35 : DOWNLOAD

Datasheet Sensor OptocouplerDOWNLOAD

File HTML : DOWNLOAD

UAS Sensor

Aplikasi Kontrol Garasi dengan Input Sensor Infrared & Sensor PIR dan Output Motor DC & LED




1. Tujuan 

- Memahami prinsip kerja dari rangkaian sensor infrared.
- Membuat sebuah rangkaian sensor infrared.

2. Alat dan Bahan 

- Baterai DC 9 Volt;















- Sensor Infrared;













- Transistor NPN;















- Motor DC;















- LED;















- Resistor 330 Ohm;















- Speaker;
















- Op-Amp;















- Sensor PIR.



3. Dasar Teori 

Apa itu Sensor Infrared ?

Sensor infrared merupakan komponen elektronika yang dapat mengidentifikasi cahaya infra merah (infrared, IR). Sensor infra merah saat ini ada yang dibuat khusus dalam satu modul dan dinamakan IR Detector Photomodules. IR Detector Photomodules merupakan sebuah chip detektor infra merah digital yang di dalamnya terdapat fotodioda dan penguat (amplifier). IR Detector Photomodules yang biasa digunakan dalam perancangan robot adalah jenis TSOP (TEMIC Semiconductors Optoelectronics Photomodules). TSOP ini mempunyai berbagai macam tipe sesuai dengan frekuensi carrier-nya, yaitu antara 30 kHz sampai dengan 56 kHz. 



Konfigurasi pin infra merah (IR) tipe TSOP ini adalah :
- Output (OUT);
- Vs (VCC +5 Volt DC);
- Ground (GND).

Sensor penerima inframerah TSOP (TEMIC Semiconductors Optoelectronics Photomodules) memiliki fitur-fitur utama, yaitu :
- Fotodioda dan penguat dalam satu chip;
- Keluaran aktif rendah;
- Konsumsi daya rendah;
- Mendukung logika TTL dan CMOS.

Sensor infra merah jenis TSOP telah dilengkapi filter frekuensi 30-56 kHz sehingga, penerima langsung mengubah frekuensi tersebut menjadi logika 0 atau 1. Jika sensor infra merah menerima frekuensi carrier tersebut maka, pin keluarannya akan berlogika 0. Sebaliknya, jika tidak menerima frekuensi carrier tersebut maka, keluaran sensor infra merah akan berlogika 1.

Grafik Output Sensor Infrared



Apa itu Sensor PIR ?



Sensor PIR atau disebut juga dengan Passive Infra Red merupakan sensor yang digunakan untuk mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah dari suatu objek. Sesuai dengan namanya, sensor PIR bersifat pasif, yang berarti sensor ini tidak memancarkan sinar infra merah melainkan hanya dapat menerima radiasi sinar infra merah dari luar. Sensor PIR dapat mendeteksi radiasi dari berbagai objek dan karena semua objek memancarkan energi radiasi, sebagai contoh ketika terdeteksi sebuah gerakan dari sumber infra merah dengan suhu tertentu yaitu manusia mencoba melewati sumber infra merah yang lain misal, dinding maka, sensor akan membandingkan pancaran infra merah yang diterima setiap satuan waktu sehingga, jika ada pergerakan maka, akan terjadi perubahan pembacaan pada sensor.

Sensor PIR terdiri dari beberapa bagian yaitu Lensa Fresnel, Penyaring Infra Merah, Sensor Pyroelektrik, Penguat Amplifier, Komparator.





Cara Kerja Sensor PIR ?

Pancaran infra merah masuk melalui lensa Fresnel dan mengenai sensor Pyroelektrik, karena sinar infra merah mengandung energi panas maka sensor Pyroelektrik akan menghasilkan arus listrik. Sensor Pyroelektrik terbuat dari bahan Galium Nitrida (GaN), Cesium Nitrat (CsNo3) dan Litium Tantalate (LiTaO3). Arus listrik inilah yang akan menimbulkan tegangan dan dibaca secara analog oleh sensor. Kemudian, sinyal ini akan dikuatkan oleh penguat dan dibandingkan oleh komparator dengan tegangan referensi tertentu (keluaran berupa sinyal 1-bit). Jadi sensor PIR hanya akan mengeluarkan logika 1 dan 0. Logika 0 muncul saat sensor tidak mendeteksi adanya perubahan pancaran infra merah dan, logika 1 muncul saat sensor mendeteksi perubahan pancara infra merah. Sensor PIR didesain dan dirancang hanya mendeteksi pancaran infra merah dengan panjang gelombang 8-14 mikrometer. Diluar panjang gelombang tersebut, sensor tidak dapat mendeteksi. Manusia memiliki suhu badan yang dapat menghasilkan pancaran infra merah dengan panjang gelombang antara 9-10 mikrometer (nilai rata-rata 9,4 mikrometer), panjang gelombang tersebut dapat dideteksi oleh sensor PIR. Sensor PIR hanya akan mendeteksi jika adanya suatu objek yang bergerak atau secara teknis, terjadi perubahan pancaran infra merah di lingkungan sekitar sensor. (falling up atau falling down).

Jarak Pancar Sensor PIR ?

Sensor PIR memiliki jangkauan jarak dan sudut pembacaan yang bervariasi, tergantung dari karakteristik sensor. Proses penginderaan sensor PIR dapat digambarkan sebagai berikut :





Secara umum, sensor PIR memiliki jangkauan pembacaan efektif hingga 5 meter, dan sensor ini sangat efektif sebagai pendeteksi manusia (human detector).

Grafik Output Sensor PIR 




4. Prinsip Kerja  

Berikut ini akan dijelaskan prinsip kerja dari rangkaian simulasi dibawah ini :

Ketika sensor infra merah dan sensor PIR diberikan logika 1 (HIGH) maka, output akan keluar dari pin sensor PIR dan sensor infra merah dan akan menuju transistor (Q1). Saat arus menuju ke basis transistor maka, arus akan mengalir dari kolektor menuju emitor dan akan mengalir ke motor DC, LED serta speaker sehingga akan mengaktifkan komponen tersebut. Sebaliknya, jika diberika logika 0 (LOW) maka, sensor tidak mendeteksi apapun dan komponen tidak akan berjalan.

5. Rangkaian Simulasi 

Berikut ini adalah rangkaian simulasi dari pengaplikasian sensor Infrared dan Sensor PIR :



6. Video Tutorial 

Berikut ini adalah video tutorial dari rangkaian simulasi dari pengaplikasian sensor Infrared dan Sensor PIR :




7. Link Download  


Berikut ini adalah link download untuk mengunduh berkas-berkas di dalam tugas ini :

Rangkaian Simulasi : DOWNLOAD

Video Tutorial : DOWNLOAD

Datasheet Sensor Infrared : DOWNLOAD

Datasheet Sensor PIR : DOWNLOAD

Library Sensor Infrared : DOWNLOAD

Library Sensor PIR : DOWNLOAD

File HTML : DOWNLOAD

Sensor Sentuh

Sensor Sentuh




1. Tujuan 

- Memahami prinsip kerja dari rangkaian sensor sentuh.
- Membuat sebuah rangkaian sensor sentuh.

2. Alat dan Bahan 

- IC 555 (IC Timer);















- Transistor NPN (BC547);















- Kapasitor;












- Resistor;















- LED;















- Sensor Sentuh (Touchpad).
















3. Dasar Teori 

Apa itu Sensor Sentuh ?

Sensor sentuh merupakan sebuah saklar yang cara penggunaannya dengan cara disentuh menggunakan jari. Ketika sensor ini disentuh maka, sensor akan bernilai HIGH karena tubuh manusia memiliki aliran listrik sehingga sensor dapat bekerja. Sensor sentuh memiliki banyak aplikasi dalam kehidupan sehari-hari contohnya, untuk menyalakan lampu, membuka pintu, dll. 

Sensor ini mempunyai 3 buah pin yaitu, pin SIG (pin sinyal/data), pin GND (pin ground), dan pin VCC (pin sumber).

Grafik Output Sensor Sentuh




4. Prinsip Kerja  

Berikut ini akan dijelaskan prinsip kerja dari rangkaian simulasi dibawah ini :

Ketika sensor sentuh disentuh (bernilai HIGH) maka, sensor akan mengalirkan arus ke menuju transistor (Q1) dan arus akan mengalir dari kolektor menuju emitor, selanjutnya arus akan menuju IC Timer / IC 555 dan menuju pin 2 (pin TRIGGER/TR) yang akan menentukan waktu clock dan output dari IC tersebut akan dikeluarkan dari pin 3 (pin OUTPUT) yang dimana, pin tersebut sudah terhubung dengan LED yang akan mengakibatkan LED akan hidup.

Ketika sensor sentuh sudah tidak disentuh lagi (bernilai LOW) maka, sensor tidak akan mengalirkan arus sehingga LED tidak akan hidup / dalam keadaan mati.

5. Rangkaian Simulasi 

Berikut ini adalah rangkaian simulasi dari pengaplikasian sensor PIR :



6. Video Tutorial 

Berikut ini adalah video tutorial dari rangkaian simulasi dari pengaplikasian sensor PIR :


7. Link Download  

Berikut ini adalah link download untuk mengunduh berkas-berkas di dalam tugas ini :

Rangkaian Simulasi : DOWNLOAD

Video Tutorial : DOWNLOAD

Datasheet Sensor : DOWNLOAD

Datasheet IC 555 : DOWNLOAD

File HTML : DOWNLOAD